“Wonua Bombana harus dibangun dengan semangat keberagaman. Tidak boleh ada sekat. Kita semua adalah penjaga Bombana. Jangan bercerai-berai,” ucapnya.
Dengan demikian, ia berharap agar doa-doa yang dipanjatkan melalui Montewehi Wonua menjadi energi spiritual yang membawa berkah dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.
“Semoga Allah SWT mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan. Bombana harus terus diberi perlindungan, kemakmuran, dan dijauhkan dari segala bencana,” tutup Burhanuddin.
Sementara itu, Raja Moronene ke-VII, Alfian Pimpie, menjelaskan bahwa Montewehi Wonua merupakan warisan leluhur yang telah berlangsung turun temurun. Ia mengaku bangga karena adat istiadat Moronene masih hidup dan dihargai di tengah masyarakat modern.
“Montewehi Wonua adalah upaya kami memohon perlindungan kepada Sang Khalik, agar wilayah ini terhindar dari mara bahaya dan diberi kehidupan yang seimbang antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Alfiam Pimpie menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bombana yang telah memberikan ruang dan dukungan terhadap keberlangsungan nilai-nilai adat.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen Bupati Bombana yang tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara moral mendukung pelestarian budaya kami,” tandasnya.
Laporan : Erwin